Self healing semakin banyak disuarakan. Self healing dapat diartikan sebagai proses penyembuhan luka diri sekaligus luka batin atau mental yang diakibatkan oleh berbagai hal. Kenyataanya masalah mengenai kesehatan mental lebih banyak daripada perihal fisik. Seseorang yang mengalami permasalahan yang berhubungan dengan mental jauh lebih membekas. Bayang-bayang terlihat jelas seperti kejadian. Sokasik kali ini akan membahas perihal self healing dan permasalahan yang berhubungan dengan mental seseorang. Bukan tanpa alasan mimin mengangkat tema ini. Jika beberapa bulan lalu setiap melihat kejadian yang berakibat dengan permasalahan mental dalam hati “ halah cuma begitu, alay “. Di sinilah mungkin Allah sedikit menegur melalui kejadian yang mimin alami hari ini.
Mempertimbangkan banyak hal mimin akan menceritakan apa yang dialami pada hari ini. Dengan harapan semoga ini tidak terjadi pada sobat sokasik. Niat mau menceritakan saja rasanya berat, semua ini berawal dari perjodohan. Biasanya selalu bilang nggak dulu deh, entah kenapa kemarin malam menyetujui saja. Tepat hari ini bertemu memang niat sekalian mengurus pekerjaan yang ternyata harus direvisi. Feeling tidak buruk, biasa saja. Sudah sampai di tempat segera mengerjakan sambil menunggu laki-laki yang dijodohkan itu datang.
First time, okee, dia menerima aku apa adanya. Berjalan seperti biasa, lama-kelamaan tingkahnya semakin aneh. Mimin masih sambil menatap layar laptop untuk mengerjakan revisian. Pelaan-pelan laki-laki itu mendekat dengan gaya melihat apa yang mimin kerjakan. Mendekat dan semakin mendekat. Mimin menggeser badan, laki-laki itu mengikutinya. Hal ini semakin membuatku merasa tidak nyaman. Entah kenapa, tiba-tiba kakinya melilit kaki mimin secara perlahan. Semakin menjauhkan kaki, malah semakin mendekat dan kembali dengan lilitan kakinya.
Takut? Jelas. Siapa yang tidak takut dengan kejadian seperti ini? Baru saja kenal sudah begitu. Sedikit bergeser laki-laki itu, menggeser badanya dan memepet badanku. Mimin liat sekeliling hanya ada dua orang laki-laki yang masing-masing darinya sibuk dengan laptopnya sendiri. Entah kenapa, aku sangat berharap mereka ada yang melihatku dan menyelamatkanku dari situasi ini. Rasanya pengen sekali menangis, tapi ku tahan sebisaku.
Mbak-mbak barista pun datang, perasaanku sedikit lega. Lelaki itu menjauh. Aku langsung mengambil handphone dan segera meminta bantuan siapapun. Menunggu dengan penuh was-was, namun tidak kunjung juga ada yang menolongku. Mbak barista kembali ke tempat semula, mimin kembali cemas. Kakinya kembali berulah, ingin berdiri tapi kaki lelaki itu lebih kuat. Aku merasa jijik, takut, sedih, berharap ada yang menelpon waktu itu juga. Ternyata takdir tidak berpihak padaku. Lelaki itu kembali mendeketkan tubuhnya. Mimin takut, tangan rasanya lemas dengan penuh keringat dingin.
Tak lama kemudian, salah satu dari dua orang yang fokus dengan laptopnya masing-masing melihatku. Aku memberikan tatapan sayu. Mereka berbincang dan kembali melihatku. Mimin tidak tau yang mereka pikirkan. Dalam hati aku berteriak meminta tolong. Tetapi mereka hanya melihat, aku semakin takut dengan keadaan seperti ini.
Dari kejauhan aku melihat mbak barista dan mas barista yang ternyata juga mengamatiku. Kubalas dengan tatapan sayu. Kemudian sedikit kukedipkan mata, dan alhamdulilahnya mas mbak barista menghampiriku dan sedikit menegur. Lelaki disampingku pun melepaskan kakiku dan pergi meninggalkanku. Seketika itu mimin lemas tak berdaya.
Seperti energi hilang secara tiba-tiba, tangan kaki mendingin seketika. Mbak barista memeggang tanganku. Jemariku sulit untuk digerakan. Kakiku tidak bertenaga sama sekali. Sedikit dipijat kemudian memberikan air putih. Mimin tidak menyangka semua ini terjadi. Setelahnya, setiap menit mimin mengingat secara detail kejadian itu. Sesampainya di rumah sama sekali tidak bisa tidur. Kaki masih terasa sangat lemas, mungkin karena kasus yang kualami ada pada bagian bagian kaki.
Jujur, mimin tidak menyangka semua ini bakal terjadi. Bahkan merasa kenapa tidak ada yang bisa membantu. Kejadian tersebut terus berputar putar dalam pikiranku. Sekarang mimin tau betul betapa parahnya mental ketika mengalami kejadian seperti ini. Self healing yang sering orang lain bicarakan ternyata sangat mimin butuhkan untuk saat ini. Rasanya takut sedih tidak pernah terbayangkan semua ini akan terjadi.
Sempat berpikir, kenapa ini terjadi padaku? Yaa begitulah, seperti pada bagian awal Sokasik ini. Mimin terlalu meremehkan tentang kesehatan mental. Kenyataanya memang sangat sulit. Mungkin untuk sebagian orang yang menyepelekan juga, dikarenakan mereka belum mengalami situasi seperti ini. Semoga apa yang mimin rasakan tidak sobat sokasik rasakan. Untuk pembelajaran ke depan, jangan mudah percaya kepada siapapun, jangan percaya sebelum kalian membuktikanya. Jangan pernah meremehkan kejadian apapun, apalagi yang berhubungan dengan mental seseorang.
Tetap jagalah kesehatan mental kalian. Sayangilah mental kalian! Melupakan adalah proses yang berat dan membutuhkan waktu lama.
~Us