anaksenja.com – Manusia Terakhir Di Bumi adalah refleksi mendalam tentang siklus kehidupan dan kerusakan lingkungan yang kian terasa nyata. Dengan lirik yang puitis dan visual, lagu ini mengajak pendengarnya merenung tentang hubungan manusia dengan alam, tentang pertumbuhan, penuaan, dan penyesalan atas apa yang telah terjadi. Setiap baitnya seolah menulis ulang kisah bumi yang pernah subur, kini renta dan terluka, memancing kesadaran bahwa semua yang ada tak akan abadi.
Lewat simbol teratai, angin kering, hingga langit hitam, lagu ini membentangkan lanskap peristiwa yang begitu dekat dengan krisis lingkungan di sekitar kita. Penulis lagu seolah membisikkan kalimat-kalimat terakhir dari alam, mengundang pendengarnya untuk membaca tanda-tanda dan mencari makna hidup sebelum semuanya terlambat.
Mungkin kamu sudah sangat penasaran tentang lagu Manusia Terakhir Di Bumi artinya apa? Tak perlu galau, karena pada kesempatan kali ini anaksenja.com akan menemanimu mencari tahu maksud lagu Manusia Terakhir Di Bumi dari Kunto Aji. Tanpa berlama-lama lagi, mari kita mulai pembahasannya!
Arti Makna Lagu Manusia Terakhir Di Bumi dari Kunto Aji
Manusia Terakhir Di Bumi menceritakan tentang sebuah perjalanan panjang tentang siklus hidup yang tidak bisa diulang; teratai menua dan angin kering gersang adalah metafora tentang alam yang semakin tua dan kehilangan kekuatannya untuk menopang kehidupan. Baris "Retas batu karang, tak lagi menopang" memberikan visual tentang daya tahan bumi yang terkikis, tak lagi sanggup menahan serangan waktu dan ulah manusia.
Pada bagian verse, terdapat penegasan bahwa waktu hanya bergerak maju, tanpa ada peluang mengulang atau memperbaiki kesalahan lalu. Frasa "Tua yang kau tanam, atas seluruh alam" menyoroti dampak perilaku manusia pada keseimbangan bumi, menanam benih kehancuran yang merambat sampai ke seluruh sistem kehidupan.
Pre-chorus "Langit terbelah, hujan arang" membawa suasana apokaliptik, menggambarkan langit yang tak lagi biru bersih melainkan dibelah polusi dan hujan hitam. Ini kiasan kuat akan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, pesan ekologis yang kental dalam lagu ini.
Di bagian chorus, ekspresi "menari-menari di atas perih" merepresentasikan sikap manusia yang berusaha tegar dan tetap hidup, meski harus menghadapi dampak dari kerusakan tersebut. Melantunkan "doa terakhir, bait-bait pengampunan" adalah pengakuan dan permohonan maaf kepada alam, yang terasa semakin samar diterima karena kerusakan sudah terlanjur luas.
Penggambaran daun terhempas, angin keras, dan burung terbang mengelilingi adalah metafora tahap akhir kehidupan bumi, sebuah pengantaran menuju babak penutup, tidak hanya untuk satu makhluk tapi untuk semua yang hidup. Lagu ini menyadarkan, tanpa menuding, bahwa segala sesuatu akan menemui akhirnya, dan pengampunan menjadi kata kunci di pusaran penyesalan.
Spoken word di tengah lagu menghadirkan nostalgia dan penghormatan pada alam yang dulu hijau, jernih, dan penuh berkah. "Tanah, air, udara, nikmat mana lagi yang kau dustakan?" adalah pengingat tajam dari bumi, menyuarakan suara-suara alam yang selama ini mungkin luput dari perhatian manusia, dan kini menuntut pertanggungjawaban.
Keseluruhan lirik lagu ini terasa sangat manusiawi, penuh dengan penyesalan dan kerinduan pada masa lalu yang damai dan lestari. Manusia Terakhir Di Bumi adalah lagu yang mampu menyentuh sisi terdalam manusia untuk merenung, menghargai, dan bertindak bijak terhadap alam sebelum babak akhir benar-benar datang. Lagu ini menyuarakan harapan serta penyesalan perempuan bumi, lembut tapi sarat makna.
Setelah mengetahui makna lagu Manusia Terakhir Di Bumi, mungkin kamu ingin segera menyanyikan lagunya? Tenang saja, karena anaksenja sudah menyediakan Kunto Aji - Manusia Terakhir Di Bumi lirik lengkapnya. Tak lupa juga beserta musik dan vidio klipnya. Selamat menyimak!
Lirik Lagu Kunto Aji - Manusia Terakhir Di Bumi
[Intro]
Teratai menua
Angin kering gersang
Retas batu karang
Tak lagi menopang
[Verse]
Waktu takkan terulang
Berjalan ke depan
Tua yang kau tanam
Atas seluruh alam
[Pre-Chorus]
Langit terbelah
Hujan arang
[Chorus]
Ku menari-menari di atas perih
Melihat langit, langit hitam
Melantunkan doa terakhir
Bait-bait pengampunan
Samar-samar menghempas daun
Kerasnya angin, angin berputar
Terbang melingkar untuk mengantar
Babak akhir kehidupan
[Spoken Word]
Langit biru tiada batas
Air jernih membasuh kaki
Kupu-kupu hinggap di telunjuk jari
Hutan hijau yang memberimu nafas
Tanpa balas, tanpa balas
Tanah, air, udara, nikmat mana lagi yang kau dustakan?
[Pre-Chorus]
Langit terbelah
Hujan arang
[Chorus]
Ku menari-menari di atas perih
Melihat langit, langit hitam
Melantunkan doa terakhir
Bait-bait pengampunan
Samar-samar menghempas daun
Kerasnya angin, angin berputar
Terbang melingkar untuk mengantar
Babak akhir kehidupan
Musik dan Vidio Klip Kunto Aji - Manusia Terakhir Di Bumi (MV)
Informasi Lagu Manusia Terakhir Di Bumi
Artis | Kunto Aji |
Dirilis | 3 Oktober 2025 |
Album | - |
Genre | Pop |
Lisensi | - |
Ditulis | Kunto Aji |
Penutup
Untuk link download lagu Kunto Aji - Manusia Terakhir Di Bumi mp3, tidak perlu ya? Karena lagunya sudah bisa dinikmati secara gratis di mana-mana, seperti Youtube, Spotify, Resso, Joox, SoundCloud, Deezer, iTunes, Apple Music dan pemutar media online lainnya. Begitu juga untuk kunci gitar Manusia Terakhir Di Bumi chord, kamu bisa menemukannya dengan mudah di web sebelah.
Perlu diketahui bahwa lirik lagu Manusia Terakhir Di Bumi yang mimin sediakan sepenuhnya menjadi hak cipta atau hak milik dari penulis, artis, band dan label musik yang bersangkutan. Semua materi yang dipaparkan hanya bertujuan untuk informasi dan edukasi.
Mungkin kamu tidak setuju dengan apa yang sudah anaksenja.com jabarkan, karena mimin percaya pendapat serta pengetahuan setiap orang itu berbeda-beda. Maka dari itu, mimin persilakan kamu untuk megungkapkan pendapatmu di kolom komentar. Mungkin saja interpretasi lagu Manusia Terakhir Di Bumi darimu jauh lebih baik dan dapat bermanfaat bagi yang lainnya. Mari kita bahas bersama-sama hingga menemukan makna sebenarnya yang tersembunyi di balik lirik lagu Manusia Terakhir Di Bumi dari Kunto Aji!