Malam itu, Mama sudah menyiapkan makan malam favorit Adit. Makanan itu adalah ayam goreng, bersama dengan saus tomat di sampingnya. Namun entah kenapa, malam itu Adit tak seperti biasanya. Nafsu makannya hilang karena ingin segera tidur. Mungkin karena kecapekan bermain di waktu siang hari.
"Adit tidur dulu ya Ma?" pamit Adit.
Melihat anaknya masih menyisakan nasi di piringnya, sang Mama pun langsung berteriak. "Eh, habiskan dulu dong nasinya. Nanti nasinya menangis loh, Dit?"
"Mana bisa nasi menangis Mah. Ada-ada saja. Aku sikat gigi dulu, Ma. Dadah ..." sahut Adit sambil berlari ke kamar mandi.
"Yaampun Adit ..." ucap Mama sedih.
Padahal Mama sudah capek-capek memasakkan makanan kesukaan Adit. Namun Adit malah pergi dan tak menghabiskan makanan di piringnya. Malam itu Mama sangat kecewa dengan Adit.
Setelah keluar dari kamar mandi, Adit mendengar suara tangisan dari arah meja makan. Adit pun penasaran dan mendekati meja makan secara perlahan.
"Huhuhu..."
Adit merasa kaget. Seperti apa kata Mamanya, nasi yang tidak dihabiskannya benar-benar menangis.
"Kenapa kamu tidak memakanku? Apakah aku tidak enak? Huhuhu..." rengek nasi di atas meja makan.
"Tidak! Tidak seperti itu ..." jawab Adit.
"Lalu kenapa? Padahal Mama sudah capek-capek memasakku. Begitu juga para petani yang sudah lelah berjemur di bawah terik matahari selama berbulan-bulan. Kenapa kamu tidak menghargaiku?! Huhuhu."
"Maafkan aku, kamu jangan menangis lagi ya? Aku tidak akan mengulanginya lagi," jawab Adit penuh penyesalan.
"Janji?" tanya Nasi itu dengan penuh harap.
"Iya, aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Tolong maafkan aku, Nasi."
"Baiklah, aku akan memaafkanmu. Semoga kamu bisa lebih menghargai aku setelah ini. Terimakasih ya Adit?" ucap Nasi itu dengan senyuman.
Tak lama setelah itu, Adit terbangun. Ternyata ia bermimpi. Kemudian ia langsung berlari menuju ruang makan untuk melihat piring makannya tadi.
Sesampainya di dapur, Adit hanya melihat meja makan yang sudah bersih. Tak ada makanan, piring, maupun sisa makanan di dalam piring Adit. Semua sudah dibereskan mama sebelum semuanya tidur. Adit pun berteriak memanggil mamanya untuk menanyakan sesuatu.
"Maaaaa? Mamaaaaa?"
"Iya, Dit. Ada apa? Kamu belum tidur?" jawab Mama yang keluar dari kamarnya.
"Adit baru sadar Ma. Seperti yang dibilang Mama tadi, ternyata nasi bisa menangis jika tidak dihabiskan," jawab Adit sedih.
"Tuhkan, Adit enggak percaya sih," sahut Mama sambil mengelus rambut Adit. "Yaudah enggak papa. Jangan sedih? Besok lagi, kalau makan harus dihabiskan ya?" lanjut Mama dengan senyum di wajahnya.
"Iya Ma. Adit menyesal. Adit enggak akan menyisakan makanan lagi."
TAMAT