Omong Kosong Kebangsa*an!
karya: halub
Asrama gelap! Seluruh listrik padam! Pabim terkejut, matanya tak mendapatkan satu pun yang bisa ditangkap oleh kedua matanya, dia menggeram, namun hendak kepada siapa dia akan lampiaskan kemarahannya!?
Zefru berang! Berdiri ingin sekali meninju siapa pun yang ada di depannya. "Setan setan diamlah sebentar! Kami bosan! Pergilah sana setan gila! Kalian itu tidak pernah cantik selamanya! Selalu busuk di mana pun, kapan pun, bagaimana pun! Brengse*!" Riuh terdengar menyahut umpatannya. "Bang sabar Bang, ini kita lagi cari lilin," seseorang dengan senter kecil menyorot kepalanya sendiri, berdiri sebentar di depan Zefru. Zefru hanya tersenyum sinis, geram.
Orang itu meneruskan pencarian lilinnya. Angin menyapu mereka yang ada di Asrama tanpa terkecuali, orang-orang menutup hidungnya. Hampir semua mengumpat akan bau yang dihembuskan angin itu.
Jaangep yang baru saja menelisik ulang di Kantor tentang serangan demi serangan yang tak pernah kenal sepi semenjak Asrama Ocht didirikan geram! Kedua matanya bersiaga sangat waspada. Kedua telapak tangannya mengepal kuat!
Anak-anak perempuan SMA yang bengal, sebelumnya anak pesantren, memakai cadar, namun kami ganggu jiwanya, sehingga menjadi seorang pembantah lagi pembangkang kepada orang tuanya! Ha ha!
Seorang wanita yang baru menikah, umur pernikahannya baru setengah windu, pun kami ganggu! Haha! Kami jadikan wanita-wanita itu pembangkang sejati! Yang baru SMA tidak patuh pada Ayahnya. Yang umur pernikahannya baru setengah windu tidak, sangat tidak patuh kepada suaminya! Haha!
Keduanya, bahkan semuanya kami hancurkan! Karena wanita sangat rapuh dan mudah dihancurkan! Kami tahu yang baru setengah windu dari pernikahannya wajahnya jelek, sangat jelek, tapi kami selalu bisikan ke telinganya kalau dia cantik rupawan dan sebagainya! Haha. Padahal tembuhuk!
Yang baru SMA akan kami hembuskan dengan hembusan penghancuran yang paripurna, mereka yang sewaktu SMPnya menjaga auratnya, kini kami bisikan perlahan, wahai perempuan anggun, kamu akan tambah cantik kalau sedikit memperlihatkan onderdilmu, sedikit saja tak usah banyak banyak! Hehe!
Guru-gurunya, yang penghasilan mereka pas-pasan itu akan kami bisikan untuk segera beli mobil, meskipun dampaknya luar biasa membuat dapur mereka berantakan, itu memang tujuan kami! Haha! Sedikit saja dengan hembusan merasa paling benar dengan perbuatan mereka yang lupa juga malas berkaca dengan keadaan, haha!
Dengan banyak macam dalih, unjuk kekuatan, dakwah dengan keadaan, dan bisikan-bisikan receh yang tak akan kuat mereka tahan bisikan-bisikan kami, karena kami beracun, sangat beracun, hehe!
"Diam setan! Iblis!" Teriak Zefru sangat geram. Di saat mati listrik serentak, para setan malah sengaja menambahkan kegaduhan dengan bisikan-bisikan keji, namun benar, meski dalam 100% setan pasti berdusta dan kejujurannya hanya 1% itu pun abu abu.
"Omong kosong kau setan! Mati sana! Bsnt!" Tak tahan Zefru untuk diam diam saja. Riuh para pelajar baru angkatan Zig. "Bagaimana ini!? Kok Sekolah kita kayak gini! Aku mau pindah saja lah, menyedihkan! Seram! Banyak suara-suara seram!" Keluh salah seorang dari temannya Zig.
Zig yang mendapati itu kesal pula. "Heh kawan! Jangan cengeng! Kita ini laki-laki! Belum apa-apa perjalanan kita! Bertahanlah!" Karena gelap mereka semua banyak yang ribut.
"Terserah aku lah! Kalau kamu mau tetap di sini ya aku pun enggak ngelarang-ngerlarang, bebas bebas aja. Enggak usah ribet lah jadi orang!" Timpal temannya dalam kegelapan itu. Dengan percakapan tanpa disengaja itu banyak dari mereka yang ikut menyimak, mendengarkan alasan dari masing-masing pihak.
Mereka tak terlalu mementingkan siapa siapanya yang sedang adu argumen itu, bagi mereka yang terpenting adalah alasan kuat dari masing-masing. Secara tidak langsung terbentuklah 2 kubu; kubu Zig dan kubu temannya si pengeluh yang ingin keluar dan segera mencari sekolah baru.
Jaangep beranjak, dia berpikir cepat. "Kepada seluruh pelajar, segera berkumpul di lapangan utama Asrama." Pengumpulan yang paling rasional baginya. Karena sebenarnya pasukan terbaik sudah ada bersama, mengapa harus bingung?
Ramai, suara derapan kaki, mereka semua berangkat ke satu titik kumpul. Jaangep telah hadir dengan senter di jidatnya. Rata-rata sibuk dengan rasa takutnya masing-masing. Jaangep menatap satu persatu anak-anak asrama itu.
Yang paling disorot adalah anak-anak baru angkatannya Zig. "Kalian khawatir?" Yang ditanya diam menunduk. Angin pun menyapu lagi, hawa busuk menyeruak ke mana-mana. Tanpa ditanya pun mereka semua sudah sangat takut. Mereka semua menunduk.
"Ini belum apa anak-anakku. Maaf, bukan saya yang terlalu meremehkan perbedaan masa kalian dan masa saya dan teman-teman saya dulu ketika sedang belajar di asrama seperti kalian.
"Yang paling perlu kalian ingat. Kalian itu laki-laki, kelak akan ada masa yang lebih genting dari ini, yang mau enggak mau harus kalian hadapi!" Jaangep menyorot ke anak-anak baru angkatannya Zig, raut wajah mereka, layu.
"Dengar anak-anakku. Dahulu pernah ada kisah seorang pria tanggung," Jaangep sengaja menggantung kalimatnya. Anak-anak baru mulai mendongakkan kepalanya, perlahan, malu-malu, takut.
Hssh! Payah sekali laki-laki sekarang! Memang mereka masih kecil, tapi terlalu lembek bagi jiwa seorang laki-laki! Jaangep agak kesal dengan respon anak-anak baru itu.
"Lihat Abang kelas kalian. Wajah mereka tegar! Kalau ditanya mereka takut? Siapa di dunia ini yang tak pernah takut?" Zig menatap mata Jaangep. Zefru memasang wajah kesalnya akan setan-setan yang tak pernah jera itu. Pabim di kamar bersama sakitnya. Panji berdiri di barisan bagian belakang.
"Coba lihat ke Abang kelas kalian yang sudah 2 tahun di sini. Lihat mereka. Lihat itu Bang Zefru, Panji dan Abang abang yang lain. Mereka juga pernah takut, tapi mereka bersabar, dan takut pun bisa dikendalikan." Jaangep menangkap kalau mereka penasaran akan cerita laki-laki tanggung.
Bau yang bersilewaran pun pupus, para setan ternyata juga penasaran dengan kisah laki-laki tanggung yang digantung kisahnya oleh Jaangep.
Eh Jaangep sialan mau cerita apa mau bohong!?
Tahu gaya banget dah orang, dih!
"Laki-laki tanggung itu telah menyesal anak-anakku, mengapa menyesal!? Karena dia menuruti rasa takutnya, lalu dipangkas betul rasa percaya dirinya, hingga tak tersisa, kecuali—mendengar saran-saran dari orang-orang terdekatnya,
"Kalian tahu siapa yang telah menjadi orang terdekatnya?" Jaangep melihat ke arah kelasnya Zefru. "Zef siapa yang enggak hadir kumpul?" Dengan cepat Zef memeriksa. "Pabim Pak!"
"Kenapa dia?"
"Sakit." Jawab yang lain. Jaangep memahami itu, juga sambil memikirkan sebabnya.
Pandangan Jaangep menyebar ke anak-anak baru. "Yang menjadi teman terdekatnya adalah—yang telah berhasil melihat sisi terrapuhnya laki-laki tanggung itu. Hingga akhirnya satu kalimat ini menjadikan si laki-laki tanggung ini terpenjara, dan berakhir, mengenaskan,
Anak-anak baru memasang wajah serius. Penasaran apa sih kalimat yang brengsek itu!?
"Permisi Pak, emang apa kalimatnya?" Tanya salah seorang temannya Zig. Jaangep tersenyum getir. "Kamu siapa namanya?"
"Saya Ionro."
"Baik Ionro, kalimatnya adalah, 'Jangan sendiri, nanti kalau sakit, tua, mati, enggak ada yang ngurusin.' hanya sepenggal kalimat itu menjadikannya bertekuk lutut di hadapan orang terdekatnya, dia lupakan—se—mua keidealisannya yang dahulu begitu mentereng. Rela hidup di bawah pelantun kata-kata yang sebenarnya ada maksud dan tujuan busuk terselubung.
"Setelah saya mengetahui kisah si laki-laki tanggung itu. Saya pun sangat menyesal, jika kalian masih belum matang dengan pilihan 'mengapa kalian harus belajar di sini?' lihat ke Abang kelas kalian. Belajarlah, tidak harus berdialog, membaca, kalau kalian tipe karakter 'pemalas' lihat! Dan ambillah pelajaran berharga dari siapa pun, kapan pun, di mana pun."
Dreb, dreb, DREB!
Lampu serentak menyala!
Jaangep mematikan lampu senter kepalanya. "Kalian boleh kembali ke asrama masing-masing!"
Setan-setan yang menguping geram. Ah Jaangep jaangep, cerita apaan lagi, dih najis!
Dasar Jaangep gila!
Jaangep berhenti di titik tempat setan-setan itu menguping. Karena bau busuk itu dia rasa di titik dia berhenti.
"Kalau kalian belum tahu. Ini adalah kisah/cerita omong kosong kebangsa*an! Kalau kalian masih belum paham juga, kalian terlalu malas membaca! Ada banyak hal yang belum. Bahkan tidak dipahami oleh setan!"
Jaangep melangkah ke arah kantor tempat dia memeriksa rentetan kasus dari generasi pertama hingga saat ini.
***
RTD. Senin 31 Okt 2022. 14:50
halub©