Gunakan fitur Bookmark untuk menyimpan bacaanmu di lain waktu Info!

Cerita Anak - Anak Ayam yang Sombong


Suatu hari di tengah hutan ada segerombolan anak ayam yang sedang berjalan-jalan bersama induknya. Mereka sangat bergembira, berlari dan bercanda bersama-sama. Mereka empat bersaudara, tiga betina dengan warna bulu yang sama dan satu jantan dengan warna bulu yang sedikit berbeda. Setiap harinya mereka selalu menghabiskan waktu sore hari untuk berjalan-jalan dan mengenal sekitar.

“Anak-anak, jalan berbaris di belakang ibu dan jangan terlalu jauh dari ibu ya?” pesan induk ayam kepada anak-anaknya.

“Iya bu,” sahut anak ayam bersamaan.

Dari kejauhan tampak seekor binatang kecil berlendir yang berjalan lambat  menghampiri mereka. Salah satu dari anak ayam tersebut, si jantan tiba-tiba mengutarakan rasa penasarannya kepada ibunya.

“Bu, coba lihat di sebelah sana. Itu siapa kok jalannya lambat?”

“Itu namanya siput. Walaupun lambat, tetapi dia sangat istimewa,” jawab induk ayam dengan santun.

“Bagaimana bisa istimewa jika jalannya saja lambat, ah ibu bergurau?” jawab si anak jantan dengan tengil.

“Suatu saat nanti kamu pasti mengerti, Nak. Tetap jalan dibelakang ibu ya, jangan keluar dari barisan.”

Mereka melanjutkan perjalanan di bawah cahaya matahari yang mulai menipis. Sebelum sampai rumah, induk ayam selalu melihat jumlah anaknya terlebih dahulu. Namun ada sesuatu yang membuatnya sangat kaget, jumlah dari anaknya berkurang satu.

“Anakku? Si Jantan?? Apakah kalian tau di mana saudara kalian?” Tanya induk ayam dengan gelisah.

“Tidak tahu, Bu,” jawab salah satu saudara anak jantan.

Induk ayam pun panik, dengan segera ia memulangkan ketiga anaknya terlebih dahulu. Setelah itu baru mencari satu dari anaknya yang hilang sendirian. Induk ayam tersebut khawatir karena hari sudah semakin gelap dan langit juga tampak mendung. Induk ayam mencari anaknya hingga menangis tersedu-sedu.

"Kamu di mana anakku, matahari sudah tenggelam dan sepertinya akan turun hujan. Bagaimana jika kamu kedinginan. Huhuhu," sedih induk ayam ketika mencari si Jantan.

Anak ayam yang hilang tersebut ternyata masih penasaran dengan si siput. Ia pun menanyakan sesuatu hal yang masih mengganjal di pikirannya.

“Wahai siput, apakah aku boleh bertanya?” tanya anak ayam yang hilang dari rombongan.

“Iya, apa yang ingin kamu tanyakan wahai anak ayam yang imut?” tanya siput tersebut dengan lembut.

“Apakah kamu bisa menemaniku bermain lari-larian sebentar saja?” tanya anak ayam tersebut dengan nada sedikit sombong.

"Tubuhku ini sangat lemah, jalanku juga pelan. Bagaimana aku bisa berlari bersamamu?“ sahut siput tersebut dengan malu.

“Hahaha, kasihan kamu! Di mana kakimu? Bagaimana jika lompat-lompatan seperti aku ini? Pasti kamu juga tidak bisa kan? Hahaha,” ucap anak ayam itu dengan berlompat-lompatan di hadapan siput.

Kesombongan anak ayam tersebut membuat wajah siput menjadi malu. Saat mengejek si siput, tiba-tiba saja ada air yang menetes di kepala anak ayam tersebut. Saat melihat ke atas, ternyata langit sudah terlihat sangat mendung dan hujan pun tiba-tiba datang.

“Wahai anak ayam yang pintar berlari, sebaiknya kamu segera mencari tempat berteduh, sebelum basah kuyup dan kedinginan.”

“Kamu sedang menantangku? Wah, berani sekali kamu. Mari kita berlomba untuk mencari tempat berteduh. Siapa cepat, dialah yang menang!”

Tanpa menjawab tantangan dari si anak ayam, tiba-tiba saja siput tersebut masuk ke dalam cangkangnya. Hal ini menandakan bahwa anak ayam tersebut sudah kalah dalam tantangan yang dia buat sendiri.

Hujan pun datang dengan cukup deras, anak ayam tersebut basah kuyup dan kebingungan karena tidak mendapatkan tempat untuk berteduh.

“Higs higs higss ... Ibu?! Tolong aku! Aku akan mematuhi perintah ibu. Aku tidak akan nakal lagi, Bu. Ibuuuuu!!" rengek anak ayam dengan menangis di bawah air hujan.

Tak lama kemudian, induk ayam pun mendengar tangisan dari anak jantannya yang hilang. Ia pun langsung membawa anaknya pulang dan menghangatkannya bersamaan dengan ketiga saudaranya. Anak ayam tersebut sangat menyesal dan menangis semalaman. Dan keesokan harinya saat induk ayam dan anak ayam berjalan jalan, si jantan ditemani induk dan saudara-saudaranya untuk meminta maaf kepada siput atas sikap sombongnya.

*****

Judul   : Anak Ayam yang Sombong
Penulis: Joe Azkha
Tahun  : 2020

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan sopan. Centang Beri Tahu Saya untuk mendapatkan notifikasi dari komentarmu. :)
Oops!
Sepertinya ada yang salah dengan koneksi internetmu. Harap sambungkan ke internet dan mulai menjelajah lagi.
AdBlock Detected!
Kamu menggunakan plugin "AdBlock" ya? Yuk matikan dulu fitur Ad-Blocknya dan masukkan anaksenja.com ke dalam whitelist plugin pemblokiran iklanmu!
⋯⋯⋯
Pendapatan yang kami peroleh dari iklan digunakan untuk mengelola situs web ini. Terimakasih sudah berkunjung. :)
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.