Gunakan fitur Bookmark untuk menyimpan bacaanmu di lain waktu Info!

Makna di Balik Lagu Taruh - Nadin Amizah (versi 2) - Tentang Anak Broken Home


Arti lagu Nadin Amizah Taruh - Pada kali ini anaksenja.com akan kembali mengulas makna lagu dari Nadin Amizah, yang berjudul Taruh. Sebenarnya lagu ini sudah pernah mimin ulas, kamu bisa membaca versi satunya di sini. Namun karena ternyata ada tanggapan lain dari Parasenja mengenai arti atau makna lain dari lagu ini, sepertinya menarik juga untuk diulas lagi dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang seperti apakah itu? Mari sebelumnya kita simak dulu lirik lafunya!

Lirik Lagu Nadin Amizah - Taruh


Aku sudah tau dari awal
Mencintai bukan perkara kebal
Jauh dari kata mudah dan asal
Kupelajari sedari kecil

Berteriak di atas tenggorokkan
Hujan serapah dan makian
Hancur lebih mudah dari bertahan
Kupelajari sedari kecil

Dan dari situ
Cara pandangku melihat cinta berwarna keruh
Seperti bertaruh apa kau dan aku
Akan jadi sama seperti itu

Aku punya harapan untuk kita
Yang masih kecil di mata semua
Walau takut kadang menyebalkan
Tapi sepanjang hidupkan ku habiskan

Walau tak terdengar masuk akal
Bagi mereka yang tak percaya
Tapi kita punya kita
Yang akan melawan dunia

Aku sudah tau dari awal
Rasa takut masih ku genggam nyaman
Cinta dan jenisnya seperti seram
Ku pelajari sedari kecil

Dan dari situ
Cara pandangku melihat cinta berwarna keruh
Seperti bertaruh apa kau dan aku
Akan jadi sama seperti itu

Aku punya harapan untuk kita
Yang masih kecil di mata semua
Walau takut kadang menyebalkan
Tapi sepanjang hidupkan ku habiskan

Walau tak terdengar masuk akal
Bagi mereka yang tak percaya
Tapi kita punya kita
Yang akan melawan dunia

Makna Lagu Nadin Amizah - Taruh (versi 2)


Aku sudah tau dari awal
Mencintai bukan perkara kebal
Jauh dari kata mudah dan asal
Kupelajari sedari kecil

Kita kutip dari kata “sedari kecil”. Ia bercerita tentang pengetahuan “mencintai” yang diketahuinya sedari dulu, bahwa mencintai itu adalah sesuatu yang tidak mudah. Terlepas dari ke-soktauan-nya yang benar atau salah, ia tetap percaya bahwa sebuah cinta itu tidak selalu bercerita tentang seberapa ia kuat bertahan.

Seperti yang kita tau, di dalam dunia percintaan, khususnya di dalam percintaan antara suami-istri, bisa jadi ada saatnya di mana mereka akan berselisih pendapat, lupa akan hal-hal penting, maupun parahnya lagi sampai berkhianat. Lah ini, berkhianat, selingkuh mungkin? Yang tak hanya diketahui istri, namun juga anak, bahkan mertua maupun tetangga. Pasti akan menjadi masalah yang sangat besar dong!

Khususnya untuk anak, banyak yang menyebutnya sebagai seorang yang menyandang gelar anak broken home. Apakah itu sebuah kebanggaan?! Tentu saja tidak, itu adalah sebuah hal yang sangat mempermalukan. Banyak anak yang memilih untuk berdalih ke jalan yang salah, misal mabuk-mabukan, pergaulan bebas, maupun hal-hal lain demi meringankan beban pikirannya (katanya sih gitu).

Tetap saja itu bukan suatu hal yang baik bukan? Kita ketahui sendiri bahwa semua itu adalah kegiatan yang menyimpang. Bahkan, tak ada ajaran dari agama manapun untuk melakukan hal-hal seperti itu. Bagi seseorang yang beriman, sudah pasti kegiatan seperti itu harus dihindari bukan? Ya, memang sudah seharusnya begitu!

Lanjut ke pokok pembahasan. Pada lirik lagu Taruh ini, ia (tokoh utama dalam lagu) merasa bahwa cinta itu bukan hanya bercerita tentang kekebalan. Semisal, selalu tidak apa-apa saat disakiti dan dihianati, bertahan demi yang dicintai, serta membalas keburukan dengan kebaikan. Itu memang tindakan yang baik, tapi apakah bisa selamanya menjadi sosok yang baik untuk orang lain yang bahkan tak mengerti etika bagaimana cara memperlakukan seseorang yang membaikinya? Selalu ada pilihan untuk hidup.


Berteriak di atas tenggorokkan
Hujan serapah dan makian
Hancur lebih mudah dari bertahan
Kupelajari sedari kecil

Pada bagian ini mencertakan tentang kejadian yang pernah ia (tokoh utama dalam lagu) alami, yakni tentang sudah pernah mendengar berbagai keributan, entah itu caci makian atau sumpah-sumpahan yang sangat menyimpang dari mulut orang tuanya, mungkin karena ribut setelah ada dari salah satunya yang melakukan kesalahan? Melakukan kebohongan atau terjadi adanya sebuah perselingkuhan? Ya, benar, hancur lebih mudah dari bertahan, karena rasa sakit lebih mudah dirasakan daripada rasa bahagia. 

Aku sudah tau dari awal
Rasa takut masih ku genggam nyaman
Cinta dan jenisnya seperti seram
Ku pelajari sedari kecil

Rasa takut karena pernah melihat dan mendengar berbagai keributan yang terjadi di dalam keluarga, keributan orang tua yang lupa memikirkan psikis anak-anaknya membuat rasa trauma menancap lekat di dalam ingatan. Yang akan terjadi adalah rasa takut untuk memiliki pasangan, rasa takut untuk mencintai seseorang. Usia yang seharusnya digunakan untuk bermain malah dikotori dengan doktrinan keributan, kejahatan, bahkan perceraian. Ya, cinta menjadi terlihat sangat menyeramkan.

Dan dari situ
Cara pandangku melihat cinta berwarna keruh
Seperti bertaruh apa kau dan aku
Akan jadi sama seperti itu

Sudah pasti dong! Ketika melihat sepasang orang tua dengan segala kengawurannya (jika terjadi) pasti akan mencipta kesimpulan di benak anak bahwa “cinta itu buruk atau kotor” (cinta berwarna keruh). Lantas, saat ia dewasa nanti akan bertaruh dengan pasangan yang diinginkannya, apakah semuanya akan menjadi sama seperti waktu itu? Sama seperti yang pernah dialami orang tuanya yang gagal dalam mengarungi bahtera pernikahan. Ya pasti doanya jangan sampai sama dong! Harus selalu bisa berusaha untuk menjadi lebih baik lagi agar kesulitan yang pernah dirasakan jangan sampai dirasakan oleh orang lain, terutama keturunannya kelak.


Aku punya harapan untuk kita
Yang masih kecil di mata semua
Walau takut kadang menyebalkan
Tapi sepanjang hidupkan ku habiskan

Yang masih kecil di mata semua? Ya, pasti akan muncul di benak tetangga tentang sebuah kepesimisan, “apakah anak itu, anak yang besar melalui orang tua yang gagal bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik?”. Namanya juga omongan tetangga, ada kalanya pasti menyakitkan. Tapi mau bagaimana lagi, memang harus bertaruh. Tak ada yang bisa dilakukan lagi, selain membungkam mulut mereka (omongan tetangga yang menyebabkan pemanasan global) dengan  membuktikan bahwa semua itu tidaklah benar, dan menunjukkan kebaikan, kebahagiaan, kesuksesan yang selalu diragukan mereka. Prinsip “hidup lebih” baik jangan sampai hilang dong!

Walau tak terdengar masuk akal
Bagi mereka yang tak percaya
Tapi kita punya kita
Yang akan melawan dunia

Seperti pada dua baris terakhir dalam lirik lagu Taruh dari Nadin Amizah ini, kita adalah punya kita, kitalah yang akan melawan dunia, dunia yang penuh dengan serapah tetangga yang hanya bisa mencaci tanpa memberi solusi.

Semoga dari analisis lagu Taruh dari Nadin Amizah ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Ambilah poin-poin positifnya saja, jangan lalu karena tetangga yang jahat lantas kita menjahatinya mereka juga. Jangan, nanti sama saja kamu menjadi sosok yang kamu benci. Teruslah berpikiran positif dan bertindak positif.  Jika kamu menemukan makna lainnya lagi, selain tentang gagal bercinta dan korban broken home atau perceraian, jangan ragu untuk mengungkapkan pendapatmu di kolom komentar di bawah ini! Sampai jumpa di analisis dan karya-karya sastra dari anaksenja.com berikutnya!

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan sopan. Centang Beri Tahu Saya untuk mendapatkan notifikasi dari komentarmu. :)
Oops!
Sepertinya ada yang salah dengan koneksi internetmu. Harap sambungkan ke internet dan mulai menjelajah lagi.
AdBlock Detected!
Kamu menggunakan plugin "AdBlock" ya? Yuk matikan dulu fitur Ad-Blocknya dan masukkan anaksenja.com ke dalam whitelist plugin pemblokiran iklanmu!
⋯⋯⋯
Pendapatan yang kami peroleh dari iklan digunakan untuk mengelola situs web ini. Terimakasih sudah berkunjung. :)
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.